Layanilah Tuhan dengan apa yang kita punyai. Gunakan tangan untuk berdoa, gunakan bibir untuk menegur, gunakan hati untuk bersyukur. Pergunakan kehidupan kita sebagai saksi hidup akan kebaikan Tuhan. Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu! 1 Korintus 6:20
Taruhannya adalah nyawa kita. Tuhan menghendaki agar pelayanan kita kepada-Nya itu menduduki prioritas utama dalam hidup kita. Kita tidak dapat memandang kegiatan melayani Tuhan sebagai sesuatu yang hanya kita lakukan untuk mengisi waktu saja. Tuhan tidak mau mempunyai hamba-hamba yang memberi kepada Dia sisa-sisa dari apa yang dimilikinya. Tuhan sungguh-sungguh ingin melibatkan kita sebaik-baiknya, semaksimum mungkin, dan seefektif mungkin untuk melayani. Waktu berjalan kencang dan ngebut. Oleh sebab itu jangan kendor! Tetaplah semangat melayani sebagaimana mestinya. Sebisanya… jangan buang waktu percuma. Sangatlah berharga waktu kita untuk dipakai melakukan apa yang Tuhan suruh. Tuhan telah menempatkan orang-orang di gereja dan dalam hidup kita untuk membantu kita belajar lebih banyak tentang Dia, cara-Nya dan rencana-Nya untuk hidup kita. Tetaplah aktif dalam gereja lokal atau cool, karena gereja lokal bukan hanya "rumah Tuhan dan "jemaat Tuhan" tetapi berfungsi juga sebagai inkubator dari panggilan pelayanan. 4.

Ketika Tuhan memberi upah pada para pelayan, Ia melakukan berdasarkan kualitas, artinya bahwa setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk menerima upahnya. Bapa melihat semua yang kita kerjakan dan lakukan kepada-Nya dan Ia memberikan upahnya kepada umat-Nya dan hamba-hamba-Nya. Mari kita terus melayani Tuhan dengan setia.

Roma 12:11 Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan. Rasul Paulus mengingatkan agar kerajinan kita tidak kendor. Roh kita tetap menyala-nyala melayani Tuhan. Dengan apa kita melayani Tuhan? Kita dapat melayani Tuhan dengan harta benda yang kita miliki. Pasti kita setuju bahwa kita butuh harta.

Banyak orang yang melayani Tuhan tetapi dengan motivasi dan agenda pribadi yang terselubung, melayani Tuhan dengan tujuan tersembunyi untuk kesejahteraannya sendiri. Itulah sebabnya, banyak pelayanan zaman now yang "berbisnis" atas nama melayani Tuhan. Fenomena kehidupan beragama kita di Indonesia: "agama di-ekonomi-kan, ekonomi di-agama

.
  • rnhvqxo8ti.pages.dev/32
  • rnhvqxo8ti.pages.dev/218
  • rnhvqxo8ti.pages.dev/43
  • rnhvqxo8ti.pages.dev/270
  • rnhvqxo8ti.pages.dev/358
  • rnhvqxo8ti.pages.dev/387
  • rnhvqxo8ti.pages.dev/220
  • rnhvqxo8ti.pages.dev/214
  • rnhvqxo8ti.pages.dev/16
  • renungan tentang melayani tuhan